› BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
› BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
› BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
› BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN
› DinkesAgam Official
› SEKRETARIAT
Rabu, 11/05/2022 - 12:55 WIB
Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.
Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengerahkan 23 Puskesmas di daerah itu untuk siaga satu terhadap perkembangan atau penularan hepatitis akut yang saat ini kasusnya sudah ada di Indonesia.
"Kita mengerahkan seluruh Puskesmas, karena Puskesmas merupakan garda terdepan yang bisa memastikan dan mencegah penularan hepatitis tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Agam, Hendri Rusdian di Lubukbasung, Senin (9/5).
Ia mengatakan, petugas kesehatan Puskesmas bakal melihat masyarakat yang ada keluhan-keluhan mengarah hepatitis ini.
Petugas secepatnya melakukan pemeriksaan penunjang untuk bisa memastikan diagnosa apakah ini hepatitis akut yang saat ini sedang viral di negeri ini.
"Ini salah satu antisipasi dan menyikapi perkembangan hepatitis yang sudah ada di negara kita," katanya.
Ia mengatakan, petugas kesehatan Puskesmas bisa memilah hepatitis yang dikeluhkan masyarakat terutama menyakiti anak-anak.
Namun pihaknya berharap petugas kesehatan Puskesmas bisa melakukan diagnosa hepatitis akut ini sebaik-baiknya.
"Ini yang saya harapkan, sehingga kita bisa mengantisipasi penularan hepatitis itu," katanya.
Selain itu, petugas kesehatan bakal melihat kasus dan gejala dari hepatitis itu. Apabila gejala ringan, tentu bisa dirawat di Puskesmas atau di rumah.
Namun gejala berat, bakal dilakukan penanganan intensif atau dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
"Dari rilis yang kita baca, penyebab hepatitis itu belum tau penyebabnya dan perlu pemeriksaan lebih lanjut apa jenis dan variannya," katanya.
Untuk ketersediaan obat-obatan dan peralatan, masih cukup dan masih memadai di Agam.