› BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
› BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
› BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
› BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN
› DinkesAgam Official
› SEKRETARIAT
Senin, 18/05/2015 - 07:52 WIB
Pembangunan kesehatan dan gizi terus ditingkatkan kegiatannya di kabupaten Agam melalui berbagai kegiatan, sehingga status gizi masyarakat yang baik dapat dicapai. Salah satu permasalahan gizi yang dihadapi sekarang adalah Kekurangan Energi Protein (KEP) yang ditemui pada anak Balita dan Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang ditemui pada ibu hamil.
Kekurangan Energi dan Protein yang terjadi pada Balita dan berlangsung cukup lama, maka akan berdampak tidak saja rendahnya Berat badan di Bandingkan tingkat umurnya, tapi juga akan berdampak pada panjang atau tinggi Badan anak yang bersangkutan. Anak Balita yang mengalami gangguan kekurangan gizi dalam waktu cukup lama akan memiliki Tinggi Badan lebih pendek dari standar TB menurut umur yang bersangkutan
Di Kabupaten Agam status Gizi Balita menurut indikator TB menurut umur tahun 2014 adalah sebesar %, angka ini cukup baik dibandingkan target Nasional sebanyak 32 %. Namun kalau dilihat per kecamatannya atau per Puskesmas yang ada di Jajran Dinas Kesehatan ternyata ada dua Puskesmas dengan status gizi menurut indikator TB/U yang kurang baik yakni Puskesmas Palupuh dengan staus Pendek dan sangat pendek mencapai 60,2 % dan Puskesmas Palupuh sebanyak %.
Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya Balita dengan status gizi pendek dan sangat pendek menurut indikator TB/U tersebut, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan petugas Puskesmas dan kader Posyandu sebagai pelaskana langsung dilapangan dalam hal Manajemen Pemberian Makanan Bayi dan Anak (M-PMBA).
Terkait dengan hal tersebut Dinas Kabupaten Agam bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi Sumbar selama 5 (lima) hari melakukan pelatihan peningkatan kemampuan Petugas Puskesmas Palupuh dan kader Posyandu di Puskesmas Palupuh dalam hal Manajemen Pemberian Makanan Bayi dan Balita (M-PMBA) mulai tanggal 11 sd 15 Mei 2015. Bertempat di rumah Dinas Puskesmas Palupuh.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan petugas Puskesmas dan kader Posyandu memiliki kemampuan dalam penanganan balita dengan status Gizi pendek dan sangat pendek menurut indikator TB/U tersebut.
Terjadinya balita pendek dan sangat pendek ini banyak faktor penyebabnya antara lain :
1. Terjadinya kekurangan gizi pada ibu saat hamil, sehingga janin yang ada dalam kandungan tidak mendapatkan asupan zat gizi sesuai kebutuhannya saat itu.
2. Jika kejadian kekurangan gizi ibu hamil berlangsung lama, maka kemungkinan anak yang dilahirkan mengalami kekurangan gizi dengan indikator BB-nya < dari 2,5 kg.
3. Bayi yang dilahirkan dengan BB < 2,5 kg akan mengalami masa sulit dalam kehidupannya dan salah satu dari 3 penyebab utama kematian bayi pada saat 7 hari dalam kehdupannya adalah bayi yang dilahirkan dengan Berat Badan rendah (<2,5 KG) dan kalau bayi dapat melewati masa sulitnya, maka kemungkinan besar TB-nya akan lebih pendek nantinya dibandingan umurnya.
4. Bayi yang dilahirkan dengan BB < 2,5 kg juga akan mengalami panjang lahir < 50 cm, sehingga setelah lahir sulit mengejar panjang atau tinggi sesuai standar, apalagi dalam masa balita juga mengalami kekurangan gizi.
5. Jika Bayi yang dilahirkan dengan BB > 2,5 namun setelah itu mengalami kekurangan gizi yang sering dan lama dengan BB/U dibawah santar, maka akan berakibat juga nantinya dengan Tinggi badannya. Untuk itu peran penimbangan anak setiap bulan menjadi sangat penting, sehingga dapat diketahui dengan cepat gangguan pertumbuhan yang dialami Balita an cepat pula penanggulangannya.
Untuk itu peran kader di Posyandu sangat penting sekali dalam memantau pertumbuhan anak setiap bulan. Kalau ada Balita yang sudah tidak naik BB dua kali meskipun dalam batas gizi baik, maka perlu menjadi perhatian bagi kaer dan petugas, apalagi balita yang sudah dua kali tidak naik dan tidak hadir ke Posyandu bulan berikutnya, maka perlu langsung dikunji ke rumah, supaya dapat diketahui perkembangannya terakhir, jangan-jangan kondisinya (BB nya) makin menurun.